Rabu, 01 Mei 2019

Apakah Pedagang Kecil Mempunyai Etika? Contoh Etika Dalam Melakukan Bisnis Kecil


Kata 'etika' mungkin merupakan kata yang akrab bagi kita, etika adalah standar moral untuk mengukur seberapa baik atau buruknya tindakan seseorang, dan bagaimana mereka mempengaruhi kehidupan orang lain.

Pertanyaannya adalah apakah mereka yang termasuk dalam kelompok 'kecil' dapat beretika ketika mereka menjalankan bisnis mereka sendiri? Jawabannya bisa bermacam-macam, ada yang percaya bahwa orang kecil tidak beretika saat berbisnis.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita bisa melihat bagaimana orang kecil mengganggu kenyamanan kita ketika menjajakan dagangannya sehingga area jalan yang kita lewati menjadi terganggu, ketika kami berjalan di sepanjang jalan mereka yang menarik becak, ditambah dengan kios-kios mereka yang membuat kami tidak nyaman ketika kami bepergian, mereka juga sering menjadi sumber kekotoran lingkungan dari sampah yang menumpuk. Tetapi ternyata kita dapat melihat sisi lain dari kehidupan mereka dari pengamatan penulis tentang kehidupan mereka, melalui kisah-kisah berikut:

Dini hari ada tiga penarik becak yang biasa nongkrong di ujung lorong perumahan, nama mereka Mas Wahyudi, Pak Jumadi, dan Pak Somijo (bukan nama sebenarnya) Mr. Somijo dan Pak Jumadi sedang mengobrol dengan mereka di tempat keberangkatan, Mr. Somijo yang menjadi penumpang sudah bisa mengantar ke pasar, sementara Pak Jumadi belum mendapatkan penumpang, kemudian datang Mas Wahyudi yang baru saja mengantarkan penumpangnya.

Di tengah pembicaraan mereka, Bpk. Somijo dikunjungi oleh seorang calon penumpang tetapi Bpk. Somijo benar-benar memberikan calon penumpang kepada Bpk. Jumadi, yang sejak pagi belum menerima penumpang, Bpk. Jumadi bersyukur bisa membagi rezeki seorang penumpang sehingga dia bisa membawanya ke keluarganya ketika dia kembali ke rumah.

Lebih jauh lagi, ada seorang ibu yang memiliki kewirausahaan dengan membuat proyek untuk dijual, misalkan namanya Bu Mujinah (bukan nama sebenarnya), setiap pagi dia selalu cekatan mencampur dan menggoreng peyek (kerupuk) yang terbuat dari berbagai bahan mulai dari bayam Untuk belut, 1 plastik dihargai seribu rupiah.

Hasil dari penjualan proyek digunakan untuk membayar uang sekolah anak kedua dan ketiga karena anak pertama telah bekerja. Setiap hari Ibu Mujinah selalu dikunjungi oleh pelanggan, yaitu Pak Wakidi dan Mas Sulis (bukan nama sebenarnya) yang bekerja sebagai pedagang angkringan dan pedagang kecil lainnya.

Mengapa bisnis Bu Mujinah dapat berjalan dan bertahan hidup hanya dengan mengandalkan pelanggan dari pedagang kecil? Singkat cerita, Ibu Mujinah juga nyaris bangkrut karena pernah melayani pesanan dari pemilik restoran besar yang memesan cukup banyak, tetapi ternyata ketika ingin mengumpulkan uangnya sulit untuk bermain, walaupun restoran di restoran sudah habis, alasan dari makan di rumah adalah bos restoran sedang pergi, itu terjadi terus menerus bahkan sampai restoran besar tutup uang juga tidak didapat bahkan bos restoran juga tidak jelas sampai sekarang.

Akhirnya, perhiasan yang ditinggalkan oleh suaminya digadaikan untuk modal kerja dan langganan berasal dari pedagang angkringan kecil yang, meskipun mereka hanya membeli sedikit, tidak pernah berutang, alias selalu tunai. Lebih baik bagi saya untuk melayani yang kecil, memang membeli tidak banyak, tetapi mereka selalu membayar tepat waktu, katanya.

Cerita lain juga datang dari Pak Wakidi, seorang saudagar pedagang, yang berlangganan kepada Ibu Mujinah, yang juga hampir bangkrut karena dia diusir dari mal tempat mal akan dibangun, jadi dia harus pindah ke tempat sepi yang lain, tetapi kemudian Kang Samin, yang menjual mie dan nasi goreng di dekat tempat penjualannya, berjualan di Kang Samin karena dia adalah pelanggan jamuan makan malam karyawan Mall, tetapi Kang Samin tidak mau menjual minuman, Kenapa? Sehingga Pak Wakidi akan menyediakan minuman bagi mereka yang makan di tokonya, sehingga angkringan Pak Wakidi juga akan mendapat pemasukan dan bisa bertahan hingga sekarang.

Jadi dari cerita di atas, kita bisa menyimpulkan, dalam sisi lain, pedagang kecil memang tidak beretika yakni suka membuat kotor jalanan, tetapi di sisi lain mereka juga punya etika dalam hal kemanusiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar