Sabtu, 04 Mei 2019

Saatnya Pemerintah Menggunakan Koperasi demi Kemajuan Anak Milenium

Perkembangan industri digital baru-baru ini di Indonesia telah membuat berbagai sektor bisnis mengalami perubahan. Salah satunya adalah sektor usaha kecil dan menengah atau UKM yang kini menggunakan media digital sebagai cara untuk memasarkan produknya. Digital, perlahan tapi pasti telah menjadi pilihan untuk berinovasi dari kantor pemerintah ke bisnis rumahan.

Meningkatnya pengguna internet dan media sosial membuat generasi milenial aktif dengan perangkat, terutama ponsel pintar untuk mengakses informasi atau melakukan kegiatan lain. Ini harus menjadi peluang bagi lembaga pemerintah untuk lebih dekat dengan generasi milenial dan membuat komunikasi lebih interaktif.

Faktor ini mendorong perlunya rebranding koperasi sehingga mereka mudah dipahami dan diterima oleh semua kelompok. Koperasi yang merupakan bentuk ekonomi yang memiliki banyak nilai-nilai luhur termasuk tanggung jawab, gotong royong, demokrasi dan kejujuran sekarang kurang akrab bagi generasi muda.

Meskipun banyak koperasi jika dikelola dengan baik namun dapat memberikan keuntungan bagi anggota mereka dan bahkan mendorong kaum muda untuk dapat menciptakan dan mencapai dengan memanfaatkan teknologi digital. Maka perlu untuk mengubah citra agar koperasi dapat menjadi wadah bagi kaum muda, perempuan dan masyarakat umum untuk mengembangkan potensi di berbagai bidang.

Dalam membuat perubahan pada citra koperasi menjadi lebih kontemporer, dibutuhkan lima pilar, yaitu identitas yang mencakup prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai koperasi, modal, dasar hukum, partisipasi dan keberlanjutan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Bagus Rahman, Asisten Asisten Konseling Koperasi selama Diskusi Kelompok Terfokus pada 24 April 2019 di Kantor Kementerian Koperasi.

Melihat bahwa Indonesia sekarang berada dalam tahap revolusi industri 4.0 dan menuju bonus demografis pada tahun 2030 di mana komposisi populasi usia produktif mencapai 70%, perlu dipahami berbagai generasi baby boomer hingga gen Z sehingga pesan komunikasi dapat diterima dengan baik.

Semangat untuk inovasi juga dirasakan oleh Kopindo atau Koperasi Pemuda Indonesia yang ingin mengubah citra menjadi lebih dekat dengan kaum muda. Menurut Ketua Pendukung Kopindo Yusuf Muchtar, koperasi membutuhkan kemasan baru yang tampaknya kontemporer dan produk yang dapat mendukung anak-anak milenial untuk membangun bisnis percontohan.

Untuk melakukan perubahan gambar perlu dilakukan secara internal dan eksternal dengan mensosialisasikan penggunaan media digital kepada administrator dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan informasi eksternal tentang informasi kooperatif di media sosial atau situs web dan aktivasi merek dapat menjadi topik tren di benak kaum muda.
Bagi saya, ini adalah semangat yang perlu didukung, mengingat koperasi memiliki nilai-nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian Indonesia, dan harus didukung oleh generasi muda. Belum terlambat untuk memulai dengan konsep dan strategi yang informatif dan menarik bagi masyarakat.

Saya pikir konten mengenai koperasi harus lebih direproduksi dengan bahasa yang ringan tetapi informatif sehingga mudah dipahami seperti sejarah koperasi di Indonesia, struktur organisasi, bagaimana menjadi anggota dan manfaat menjadi anggota. Itu perlu dirancang dengan bahasa dan visual yang menarik untuk menarik anak-anak milenial yang terlibat dalam manajemen kooperatif.

Hal senada juga disampaikan oleh Abdalla Gifar Abisena selaku Pencipta Konten Dewan Film Kota Bandung, yang mengatakan bahwa video saat ini menjadi media yang disukai di Indonesia. Jadi koperasi perlu membuat cerita naratif dalam video dengan bahasa yang saat ini banyak digunakan oleh generasi milenium sehingga pesan mudah diterima.

Selain itu, menggunakan media sosial membutuhkan tujuan yang terintegrasi sehingga pembaca atau pengguna internet dapat memperoleh informasi atau merasa terlibat dengan konten yang dibuat. Misalnya, saat membuat konten di Twitter, gunakan tagar yang sedang tren dan buat percakapan menggunakan tagar sehingga pengikut merasa bahwa akun Twitter yang diikuti membuat konten menarik yang aktual.

Semoga kegiatan Diskusi Kelompok Fokus yang melibatkan mahasiswa, dosen, manajer koperasi, media, blogger dan Kementerian Koperasi dapat memberikan ide dan antusiasme untuk berinovasi dalam membuat strategi promosi. Harapannya bisa diimplementasikan dengan baik agar anak muda lebih mengenal koperasi dan semakin menjadi koperasi.
Saatnya Pemerintah Menggunakan Koperasi demi Kemajuan Anak Milenium

Tidak ada komentar:

Posting Komentar