Tentu saja kita sudah tidak asing lagi dengan istilah startup, bukan? yaitu perusahaan percontohan yang dibuat atas dasar penyelesaian masalah berbasis teknologi informasi. tipe bisnis ini berbeda dari bisnis konvensional pada umumnya.
Banyak startup yang sukses di Indonesia, dan banyak juga yang gagal, sebenarnya tidak gagal jika menurut saya tetapi karena mereka tidak melanjutkannya saja karena bisajadi mereka kekurangan dana, kurangnya kesempatan, kurangnya motivasi untuk melanjutkan ide startup yang mereka bangun sendiri.
Semua bisnis pasti merupakan akhir dari pendapatan dan uang, tetapi ada beberapa hal yang berbeda pada startup, yaitu "nilai". Saya mendapatkan sesi ini dari seorang pembicara beberapa waktu yang lalu, yang saya ikuti dalam mendaftarkan lebih dari 900 startup di Indonesia, keberhasilan dan kegagalan apa yang mereka alami. di situlah saya belajar.
Berikut ini adalah faktor paling umum dalam versi kegagalan startup ini:
1. Tim
Bagi kami, kegagalan startup yang paling sering dan berisiko, adalah membangun hal-hal dalam kenyataan yang tidak mudah, apalagi menyatukan sejumlah pemikiran dalam satu visi dan suara, satu sama lain harus saling melengkapi untuk kesuksesan bersama.Tetapi tidak dapat dipungkiri, beberapa startup membentuk sebuah tim sebelum waktunya, meskipun dalam startup dan di dunia wirausaha di sini, startup adalah senyawa, di mana tim adalah keluarga, apalagi mereka bisa saling menerima, berani bermimpi bersama, bertarung bersama, untuk jatuh bersama. Dalam tim, semua orang harus saling memberi semangat. itu adalah kuncinya, sehingga saling membantu dalam startup.
2. VISI
Visi adalah tujuan akhir yang harus dijelaskan dengan cepat dan mudah dipahami, jika tidak, dipastikan startup tersebut tidak akan jelas arahnya. memang, untuk sampai ke tahap itu tidak mudah, tentunya membutuhkan proses penyederhanaan.Namun yang menyebabkan banyak anggota tim terkadang tidak melanjutkan perjuangan atau keluar dari masalah adalah karena tidak adanya sebuah visi. Visi harus dibuat seperti tujuan, berapa hari saya ingin pergi ke kota A? Tetapi ada yang lebih penting dari itu, semua orang yang terlibat harus membangkitkan semangat tim satu sama lain, visi tidak cukup, visi harus memiliki banyak aspek, salah satunya adalah visi dan dampak untuk sosial, untuk spiritual, untuk fisik, untuk mental, untuk keuangan, kesejahteraan , untuk waktu dan cinta.
Jadi jika dalam tim yang ada dalam visi tidak menemukan salah satu dari aspek-aspek ini, maka semua orang akan bertanya-tanya, bahkan ketika jawabannya tidak ada maka startup mencari tim lain. Di situlah kegagalan startup dimulai dengan pelepasan anggota tim.
Mengapa? katakan saja, mereka mencari apakah dengan saya melakukan pekerjaan terbaik di departemen ini saya mendapatkan nilai bagus dan membantu orang lain?, sementara di sisi lain startup ini hanya tentang mengejar keuntungan dan keuangan. dari sana para anggota tim juga mulai bertanya, artinya di sini saya tidak bisa mendapatkan alasan untuk berbuat baik kepada banyak orang ya? baik, ketika jawabannya tidak ada, itu adalah salah satu alasan anggota tim meninggalkan startup Anda.
Oleh karena itu, dalam membuat visi harus melibatkan beberapa aspek, keuangan sosial, membantu orang lain dan juga visi yang menunjukkan tujuan akhir yang jelas untuk masa depan startup di kemudian hari.
3. Ketidakmampuan untuk Berbagi Visi
Untuk seorang pemimpin atau lebih sering kita sebut pendiri, dia adalah penemu, penggagas ide startup. otomatis dia yang punya visi, arah, dan tujuan, jadi alasan mengapa startup ini dibuat ke mana arah dan tujuan akhirnya. Ini juga tidak mudah, dalam menyampaikan visi, terkadang pendiri sudah memiliki visi yang sempurna, tetapi ketika sudah disampaikan kepada tim, tim belum tentu setuju dengan visi itu, karena visi masih berupa imajinasi dan pemikiran. Tentu saja startup membutuhkan media atau kanvas impian dan visi, sehingga satu sama lain dapat memahami makna dan tujuan akhir dari startup yang akan dibuat ...4. Keuangan
Ini adalah yang paling penting, yang paling menyebabkan banyak anggota tim, karyawan, meninggalkan perusahaan startup. mau tidak mau, banyak lulusan perguruan tinggi baru tidak ingin bertaruh waktu dengan startup baru dan tidak memiliki dompet tebal kan? tidak semua orang memiliki jiwa wirausaha, sebagai pemilik Anda harus memahami hal ini.Mereka benar-benar memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi, karena mereka masih muda dan memiliki semangat untuk bekerja, hanya saja ketika mereka dihadapkan dengan masalah keuangan misalnya; Apakah Anda ingin menggaji saya saat membangun startup ini?
Tidak harus dari 100 kandidat yang ingin pergi, kecuali sudah memiliki fondasi yang baik, tetapi jika ini yang terjadi, startup adalah perusahaan baru. jadi pasti ada banyak orang yang mengatakan, saya hanya mencari perusahaan lain yang dapat membayar saya dengan mahal.
Faktanya memang seperti itu, mengapa? karena mereka benar-benar ingin bekerja dan mendapatkan bayaran, belum menjadi wirausahawan sejati dari 0, untuk alasan ini sebagai pemilik startup, tentu saja visi dan aspek keuangan harus siap, terutama manajemen keuangan dan saat mendapatkan keuntungan. Faktanya adalah tanpa itu berbagai biaya operasional tidak akan berfungsi, termasuk biaya mendukung tim dan startup itu sendiri.
Dan apa yang dapat dipelajari dari studi kasus ini adalah bahwa visi sangat penting untuk arah dan tujuan dari startup, sedangkan untuk sebuah perusahaan yang tidak kalah pentingnya adalah pendanaan yang akan membuat visi tersebut hidup, startup akan mengeluarkan uang tanpa tahu kapan harus mengembalikan modal, lebih tahu di mana sumber dana dan sumber pendapatan, sisanya yang akan menentukan visi dan impian Anda.
5. Pasar / Pelanggan
Bisnis apa pun tentu membutuhkan kehidupan. sebuah bisnis dapat dikatakan hidup ketika mereka melakukan transaksi terus menerus, yang berarti bahwa ada proses pembelian dan penjualan terus menerus, tanpa itu tentu saja bisnis akan mati, karena tidak ada pendapatan yang digunakan untuk mendukung perusahaan dan organisasi.Semua bisnis jangka panjang harus memiliki segmen pasar / pelanggan yang jelas. yaitu, mereka tahu di mana harus menjual produk dan layanan bisnis mereka kepada orang yang tepat, karena sebagian besar dari apa yang kita temui sering kali kita mempromosikan sesuatu layanan atau produk ke tempat yang salah, sehingga produk kita tidak menjual, jika produk kita tidak bisa dijual, otomatis tidak ada penghasilan.
Perencanaan segmen pasar jelas penting ketika sebuah bisnis akan dijalankan, jadi meskipun ada risiko kegagalan, setidaknya kita tahu betul bahwa kita harus menjual produk / layanan apa kepada siapa yang membutuhkan layanan ini? tentu saja ada orang yang juga mencari layanan, ketika kami menawarkan solusi ke tempat yang tepat, bisnis kami akan berjalan secara berkelanjutan.
Ini berarti bahwa siklus hidup bisnis akan dibuat terus menerus, hanya bagaimana mengembangkan dan mengelolanya. jika bisnis belum menemukan pelanggan, maka bisnis tidak akan ada penjualan, artinya mungkin ada kesalahan penargetan pasar, sehingga mereka melakukan promosi kepada orang / pasar yang tidak membutuhkan layanan itu.
Teruslah mencari, sambil meningkatkan identitas Anda, karena menjual layanan ke pasar yang tepat adalah kunci untuk bisnis apa pun.
Salam, sukses selalu, Semoga Anda bisa belajar bersama.
weebly.com
BalasHapus